Langsung ke konten utama

Berjamaah

Salah satu moment yang dirindukan ketika sholat berjamaah di kampus bareng akhwat assalam adalah ketika selepas sholat kami bersalaman kemudian cipika cipika sambil berkata maafin yaa. 
Sederhana banget memang jika dilakukan pada saat itu. Tetapi ketika sudah lama tidak melakukan hal seperti itu rasanya rindu sekali ingin merasakan kembali berjamaah bareng. 

Berada di lingkungan kerja yang sangat berbeda sekali ketika pada saat di kampus yang paling berasa pada saat sholat. Pada saat di kampus kami suka sekali sholat berjamaah dan saling mengajak untuk sholat tepat waktu. Ketika mendengar suara adzan kita langsung mengingatkan untuk segera bergegas melaksanakan sholat. Jauh berbeda sekali di lingkungan kerja. Dimana kebanyakan mereka suka menunda-nunda sholat walaupun tidak semua seperti itu. Juga selepas sholat berjamaah kami biasanya bersalaman dan saling meminta maaf tetapi kalau di limgkungan kerja mereka terburu-buru untuk segera melanjutkan pekerjaannya bahkan terkadang segan untuk sekedar berdoa dulu tidak ada "tradisi" saling bersalaman selepas sholat entah karena terlaku gengsi atau karena tidak ada yang memulai duluan, itu yang gue rasakan disini.

Tetapi kemarin sore pada saat selepas melaksanakan sholat maghrib ada seorang ibu-ibu yang menepuk pundak gue kemudian mengajak salaman dan berkata "maafin yaa dek". Aakh disitu syahdu sekali langsung teringat moment ketika berjamaah bareng akhwat assalam.
Serius kejadian itu langsung syahdu banget deh pokoknya. Susah dijelaskan dengan kata-kata. Haru membiru entah karena gue yang lebay atau karena tingkat sensitivitas gue meningkat sehingga kalau ada yang melow langsung baper syahdu gitu.

Kemudian gue jadi teringat kembali teman-teman seperjuangan gue ketika di kampus dulu. Berjamaah berjuang di jalan dakwah. Rapat bareng sampai larut. Baca al matsurat bareng. Akkhhh gue rindu pokoknya. Terlebih setelah itu gue membaca sebuah postingan yang bisa serelate itu sama kejadian-kejadian yang gue alami belakangan ini.

Membaca kembali doa robithah menjadi lebih syahdu dari biasanya. Ada rindu yang tertuang melalui doa ini. Romantis sekali ...

Semoga Allah selalu menjaga kalian dimanapun berada :)


Jakarta, 17 Januari 2019 - Salmah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

Tempat Pela Pela

Jadi dua hari ini gue melewati jalanan pinggir rel stasiun tanjung priuk untuk menuju ke rumbel. Biasanya kita kalau menuju rumbel itu naik angkot 04 dari stasiun tanjung priuk. Tapi kemarin kita mencoba untuk berjalan kaki menuju rumbel dengan melewati rumah rumah di sepanjang pinggir rel. Nah  sebelumnya kita memang sudah diceritain kalau di pinggir rel yang deket stasiun itu ada tempat tempat kalo malem itu buat melakukan asusila kaya psk gitu. Nah tapi kita enggak pernah melihat langsung. Kemarin kita melihat langsung tempat itu. Awalnya sempat takut lewat pinggir rel itu. Takut terkena palak dan ada orang iseng. Tapi bismillah kita bertiga lewat situ. Temen gue si nisa udah pernah lewat situ. Tapi gue dan sipa belum pernah lewat situ. Sepanjang perjalanan kita melewati ada sebuah kamar kamar kecil berpetak petak disana. Gue sempet melirik kearah sana, dan tempatnya itu kecil banget. Terus dibenak gue sempat mikir "jangan jangan ini tempat yang banyak kaka kaka ceritain, ...

Review Novel : Catatan Hati di Setiap Doaku

Judul : Catatan Hati di Setiap Doaku Penulis : Asma Nadia, dkk Hal : 253 Halaman Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya  manakala mimpimu gulita atau harapan tak menemukan jalannya (Asma Nadia) #Review Novel asma nadia memang tidak diragukan lagi. Karya karya nya mampu membuat para pembacanya ikut merasakan kejadian ditiap tiap kisahnya. Novel catatan hati di setiap doaku ini membuat gue teringat kembali betapa dahsyatnya kekuatan doa itu. Awal membaca cerita ini sudah membuat gue nangis merasa pilu. Paling berkesan yang menceritakan seorang istri yang masih tetap bertahan walaupun sang suami berselingkuh. Ujian dan cobaan berdatangan tapi si istri ini tetap bertahan dan berhusnudzon sama Allah. Tetap berdoa sama Allah agar suaminya suatu saat bisa bertaubat. Pihak keluarganya sudah meminta kepada si istri ini untuk ke orang pintar karena menurut keluarga mereka si suami sudah kena guna guna perempuan penggoda itu. Si istri ini tidak mau terpengaruh akan hal hal se...