Langsung ke konten utama

REVIEW NOVEL DARI SENGGIGI UNTUK INDONESIA


REVIEW NOVEL DARI SENGGIGI UNTUK INDONESIA

Judul               : Dari Senggigi Untuk Indonesia

Hal                  : 110 Halaman

Penulis             : Irsyad Al Ghifari, Irvandias Sanjaya, Reno Albra

Penerbit           : IPB Press



            Sebelum gue membaca novel ini, gue ada sedikit perbincangan sama temen gue yang cukup menarik. Gue tahu novel ini dari temen sekelas gue. Waktu itu pada saat mata kuliah etika bisnis karena bosen akhirnya gue baca novel aja tuh. Terus temen gue ini si sari namanya nanya sama gue sedang baca apa? Gue jawab novel. Berapa lama setelah itu gue lihat sari juga mengeluarkan novel untuk siap membaca. Terjadilah obrolan gue dengan sari membahas buku ini. Hal yang menarik ketika si sari bilang gini “ah dia mah enak emang udah ditunjang sama nama kampusnya terus lingkungannya mendukung juga. Kalau dipikir-pikir gue juga sama kaya mereka ikuta himpunan mahasiswa tapi gue stuck gini-gini aja”. Menarik pikir gue, terus gue bales gini “emang si sar kampus kita ini swasta terus masih banyak yang belum mengenal apalagi anak-anak sini tuh masih apatis banget. organisasi atau ormawa juga anaknya gitu. Gue waktu itu motivasi ikutan BEM pas angkatan 2016 gara-gara gue baca novel yang menceritakan dia itu seorang aktivis gitu terus akhirnya gue tergerak buat daftar BEM eh tapi ternyata BEM disini beda banget sama yang gue baca itu hehehe. Anak-anaknya kebanyakan sok mau eksis tapi kerjanya ga maksimal. Tapi sar kalo kita udah tau gitu ya harusnya kita keluar, cari pengalaman diluar sana.” Sari bales jawab tuh “iyasih tapi gimana yaa gue udah keburu mager gitu udah stuck jadi engga mau nyari pengalaman di luar”. Gue timpalin deh tuh “berarti kembali lagi ke diri masing-masing. Tinggal dia mau atau enggak”.

            Setelah perbincangan itu akhirnya gue memutuskan untuk meminjam novel tersebut. Karena novelnya tipis banget gue bacanya hanya beberapa jam doang. Jujur pas gue baca pertama kisahnya si irvandias sanjaya, gue langsung dibuat kagum sih. Terus gue lanjutkan meneruskan cerita selanjutnya. Dan gue bener-bener spechless. Jujur rasa iri pas baca ini tuh ada. Iri dalam hal GILAK gue kemana aja selama ini. Kenapa mereka baru rilis buku ini di tahun 2018? Ketika gue udah menginjak semester 7 :D. Rada nyesel gitu gue selama ini ngapain aja di kampus? Walaupun gue ikut organisasi ldk kampus, tetap aja gue merasa belum bisa memberi sesuatu ke kampus gue.

            Dari ketiga kisah mereka, gue paling suka itu ceritanya si dias karena dia hampir-hampir mirip sama gue yang bener-bener selama sekolah itu enggak pernah ikuta organisasi sama sekali. Baru ketika kuliah mengikuti segala organisasi. Sejujurnya gue mau meriview novel ini agak males karena rasa iri yang dominan dan kekaguman kepada mereka yang wow binggow. Tapi gue pengen nulis tapi males jadi gimana dong?

            Oke gue disini mengeluarkan sedikit keresahan gue setelah membaca buku ini aja. Setelah gue baca ini kaya merasa orang yang engga berguna banget gitu. Selama gue kuliah gue engga pernah menorehkan prestasi. Ikutan lomba aja cuman sekali dan itu engga menang. IPK gue juga engga tinggi-tinggi banget walaupun syukur Alhamdulillah selalu diatas 3. Itu dari segi akademik, dari segi lingkungan atau sosial gue belum mampu menciptakan kebermanfaatan untuk orang lain. Saat ini satu tahun terakhir gue mengikuti komunitas dimana gue menjadi relawan pengajar tapi gue merasa belum total di komunitas ini. Ah banyak pokoknya keresahan gue setelah membaca buku ini. Tapi dari buku ini menginspirasi gue untuk ingin berbuat sesuatu di sekitaran lingkungan gue yang dapat bermanfaat untuk orang lain. Gue niatnya ingin membuat sebuah sosial project bareng geng salmon. Gue belum tau project nya seperti apa, tapi gue mohon bantu doa nya semoga gue dan temen-temen gue juga bisa dapat project yang mampu bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Oiyak gue juga jadi termotivasi untuk mengikuti lomba-lomba walaupun saat ini gue sedang berada di semester akhir. Doai gue guys!

            Selain itu gue ingin banget diskusi sama temen lama gue untuk berdiskusi tentang buku ini. Pasti dia bakal tertarik banget. tapi sayang komunikasi kita udah jarang banget. oke ini gue sedikit curcol.

            Untuk kalian anak-anak SMA ataupun para MABA aseli ini buku recomended banget.

Happy Reading ^^

Gue kasih bintang lima

Jakarta, 24 Desember 2018 - Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

REVIEW NOVEL : Cinta di Ujung Sajadah

Judul : Cinta di Ujung Sajadah Penulis : Asma Nadia Hal : 291 halaman Penerbit : Republika "Ketika semua harapan menemui jalan buntu. Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di madinah" "Berduan dengan cewek itu engga nyunnah. Jelek jelek dia kan menyandang nama Muhammad" (Hal 91) "Apapun kata orang, ibumu tetap ibu, sosok yang lebih dari berhak untuk mendapakan bakti dan kasih sayang anaknya, juga perhatianmu" (hal 190) "Ketika harapan begitu tipis. Ketika fisik begitu lelah. Ketika sebagai hamba, merasa tak berdaya. Ketika sekeliling begitu gelap dan tanpa cahaya. Ketika itu hanya Allah yang bisa memberi harapan" (hal 242) "Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak.... ingatlah kamu menyandang nama Muhammad" (hal 268) Gue kasih lima bintang🌟🌟🌟🌟🌟 Sukak banget sama novel ini. Emang novel asma nadia itu selalu memiliki sihir tersen...

Review Novel : Catatan Hati di Setiap Doaku

Judul : Catatan Hati di Setiap Doaku Penulis : Asma Nadia, dkk Hal : 253 Halaman Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya  manakala mimpimu gulita atau harapan tak menemukan jalannya (Asma Nadia) #Review Novel asma nadia memang tidak diragukan lagi. Karya karya nya mampu membuat para pembacanya ikut merasakan kejadian ditiap tiap kisahnya. Novel catatan hati di setiap doaku ini membuat gue teringat kembali betapa dahsyatnya kekuatan doa itu. Awal membaca cerita ini sudah membuat gue nangis merasa pilu. Paling berkesan yang menceritakan seorang istri yang masih tetap bertahan walaupun sang suami berselingkuh. Ujian dan cobaan berdatangan tapi si istri ini tetap bertahan dan berhusnudzon sama Allah. Tetap berdoa sama Allah agar suaminya suatu saat bisa bertaubat. Pihak keluarganya sudah meminta kepada si istri ini untuk ke orang pintar karena menurut keluarga mereka si suami sudah kena guna guna perempuan penggoda itu. Si istri ini tidak mau terpengaruh akan hal hal se...