Ketika sesuatu hal yang tak terduga itu datang menghampiri memang membuat kita enggak nyaman. Karena melesat dari perkiraan yang kita rencanakan. Berfikir ulang untuk merencanakan yang baru lagi. Sedih, bingung, terkejut ekspersi yang spontanitas dirasakan. Karena artinya kita perlu effort untuk menata ulang kembali.
Belum lagi rasa penyeselan yang menyelimuti diri ini. Penyesalan yang teringang di kepala "seandainya gue lakuin ini" "seandainya gue lebih hati-hati dan cermat" dst.
Tentunya jika terus menerus menyesali yang ada hanya akan menyalahkan diri sendiri. Mari berfikir merenungi untuk mengikhlaskan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi ini pasti sudah ketetapan Allah. Yakinlah Allah akan ganti yang lebih baik lagi.
Bisa apa lagi selain mengikhlaskan dan menerima. Memikirkan terus menerus dan menyesali tentu tidak akan mengembalikan yang sudah terjadi.
Emang sabar dan ikhlas sudah jalan yang paling benar. Ketenangan akan kita dapat jika kita memahami dan menerima takdir yang ditetapkan untuk kita. Tidak mudah itu pasti. Tapi perlu kita paksakan untuk belajar memahami tentang ikhlas dan penerimaan.
Bisa ditambahkan dengan rasa syukur. Jika rasa syukur kita terapkan lengkaplah sudah perasangka kita ke Allah bahwa Allah itu Maha Baik. Allah itu perencana terbaik untuk setiap hambaNya.
Aku pun masih terus belajar belajar dan belajar untuk bisa terus memahami dan menerima segala ketetapan yang Allah berikan untukku. Ikhlas, sabar dan syukur adalah tiga kata yang terus aku upayakan untuk diterapkan dalam hidupku. Untuk aku, kamu dan kita semua semoga bisa dapat menerapkan hal itu.
Selamat bertumbuh
Jakarta, 25 Juli 2020 | Salmah
Komentar
Posting Komentar