Langsung ke konten utama

Menjelang Subuh

Halooo
Lu apa kabar disana?
Ah lu udah bahagia pasti disana yaaa. Gue doain semoga Allah lapangkan kubur lu dan dijauhkan dari siksa kubur. Aamiin.

Gue lagi enggak bisa tidur. Kelamaan kerja di rumah aja bikin waktu tidur jomplang. Pagi buat tidur. Malam jadi buat begadang. Sekarang gue enggak tau mau ngapain lagi. Karena paketan internet gue udah abis. Terus enggak bisa tidur juga. Akhirnya gue iseng mainin hp lu. Gapapa ya gue pake hp lu hehehe.

Setiap abis mainin hp lu pasti gue jadi keingetan lu mulu. Pasti selalu keluarin air mata. Kalau dipikirin lebih jauh lagi, gue suka mikir kok bisa ya?. Itulah kenapa kita disuruh banyakin amal kebaikan di dunia. Karena kita enggak tau meninggal nya kapan. Rahasia Allah. Enggak mengenal masih muda atau udah tua. 
Kalau udah waktunya kematian itu datang enggak bisa ada yang merubah ataupun kita meminta untuk menunda. 

Hufffftttt. Sampai sekarang masih suka kepikiran sama lu. Kepikiran di alam kubur itu kaya gimana? Gue takut banget soalnya amal gue masih dikit tapi masih gini-gini aja suka ngulangin dosa-dosa. Lu disana enak kan ya? Kan lu banyak temannya. Temen lu pada ngdoain lu pasti. Apalagi lu suka nolongin temen-temen lu. Semoga segala amal ibadah selama di dunia, Allah terima dan ridho biar menjadi pemberat timbangan amal kebaikan lu.

Tinggal gue aja nih kudu nyiapin persiapan bekal amal yang banyak. Karena pasti semua orang akan menghadapi kematian. Entah itu kapan makanya kita disuruh nyiapin kan. Karena kampung halaman kita yaitu di surga. 

Sekarang udah mau waktu subuh. Hari ini katanya mau ada yasinan di rumah. Mau doain lu. Soalnya kita lagi engga boleh kemana-mana, mau ke makam lu aja engga bisa karena lagi PSBB. Makanya mama mau ngadain yasinan aja di rumah buat ngdoain lu. Apalagi seminggu lagi mau bulan puasa. Lu beruntung banyak banget yang doain lu. Semoga lu selamat yaa disana. Lapang dan bahagia. Aamiin.

Engga nyangka ternyata tahun lalu itu ramadhan terakhir lu. Dan lebaran terakhir lu juga. Dan tahun lalu itu tumbenan kita bisa foto sekeluarga komplit dan bagus. Tinggal menghitung hari menuju ramadhan. Mama masih suka nangis kalau keingetan lu. Gue enggak tau deh nanti pas ramadhan pertama lu mama bakal nangis atau engga. Tapi yang pasti bakal keingetan lu si. Kemarinan mama nangis histeris keingetan lu. Engga tau karena apa tiba-tiba nangis histeris. Semoga aja pelan-pelan kita semua bisa nerima kepergian lu ya. Udah ikhlas kok. Tapi kadang suka keingetan aja bersliweran. 


Gue doain lu aja yaa darisini. Udah tenang dan bahagia kan lu disana yaaa. Aamiin.


Allahummaghfirlaha warhamha wa a'fiha wa'fu anha

Al Fatihah.


Jakarta, 16 April 2020 | Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

REVIEW NOVEL : Cinta di Ujung Sajadah

Judul : Cinta di Ujung Sajadah Penulis : Asma Nadia Hal : 291 halaman Penerbit : Republika "Ketika semua harapan menemui jalan buntu. Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di madinah" "Berduan dengan cewek itu engga nyunnah. Jelek jelek dia kan menyandang nama Muhammad" (Hal 91) "Apapun kata orang, ibumu tetap ibu, sosok yang lebih dari berhak untuk mendapakan bakti dan kasih sayang anaknya, juga perhatianmu" (hal 190) "Ketika harapan begitu tipis. Ketika fisik begitu lelah. Ketika sebagai hamba, merasa tak berdaya. Ketika sekeliling begitu gelap dan tanpa cahaya. Ketika itu hanya Allah yang bisa memberi harapan" (hal 242) "Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak.... ingatlah kamu menyandang nama Muhammad" (hal 268) Gue kasih lima bintang🌟🌟🌟🌟🌟 Sukak banget sama novel ini. Emang novel asma nadia itu selalu memiliki sihir tersen...

Mereflesikan Diri

Sesekali ketika berkumpul tidak melulu harus membahas hal yang menguras tenaga. Terkadang kita butuh berkumpul hanya untuk merefresh otak, mengumpulkan energi positif dan menyatukan tujuan yang telah kita sematkan. Itu akan mempengaruhi terhadap apa yang kedepannya akan kita jalankan. Membahas hal yang tidak penting sekalipun itu dapat sejenak menghilangkan kejenuhan rutinitas yang kita jalankan. Atas dasar yang sama yaitu kepenatan dan kelelahan rutinitas yang dijalankan, kita berusaha untuk saling menghibur satu sama lain. Saling menguatkan dengan cara melemparkan guyonan sederhana yang kadang hal receh sekalipun mampu membut diri ini terhibur. Efeknya apa setelah hal itu? Kita memiliki energi full kembali dan kita merasa tidak sendirian karena kita memiliki teman-teman yang sama juga merasakan apa yang kita rasakan. Kemudian menjadi fokus dengan tujuan awal kita. Sesekali patut dicoba. Jakarta 10 November 2018 | Salmah