Langsung ke konten utama

Zona Merah

Beberapa jam lalu selepas selesai kerja, gue mendapatkan informasi dari orang rumah bahwa guru MI gue ada yang positif terkena corona. Ada tim kesehatan yang menjemput guru gue itu untuk dibawa ke rumah sakit. Jarak rumah guru gue dengan rumah gue itu kurang lebih 350m. Sangat dekat sekali. Info yang beredar guru gue ini terkena corona karena sebelumnya beberapa minggu lalu suaminya meninggal karena sakit jantung tapi ada yang bilang karena corona entah yang benar yang mana. Fakta yang jelas adalah guru gue ini positif corona.

Satu info yang baru tau juga ternyata di RW daerah rumah gue itu sudah masuk ke dalam kategori zona merah. Beberapa waktu belakangan memang sedang gencarnya penyemprotan cairan distifektan akibat adanya penambahan yang terkena virus corona di daerah RW sekitar rumah gue.

Mendengar informasi tersebut jujur membuat gue takut dan panik. Pasalnya jarak antara rumah gue dengan rumahnya guru gue itu enggak begitu jauh. Ditambah daerah gue masuk kategori zona merah. Ada perasaan waswas. Dan lagi gue ada janji ketemuan di lusa nanti dimana diharuskan gue keluar rumah. Dihadapkan fakta tersebut menambah rasa ketakutan gue. Ingin sekali membatalkan pertemuan gue di lusa nanti tapi cukup penting untuk urusan pekerjaan gue. Jadi pusing sendiri mikirin itu.


Memang perlu dikurangin sekali rasa kepanikan dan ketakutan tersebut. Tapi itu manusiawi sekali bukan jika dihadapkan tersebut muncul rasa takut, panik, waswas, pusing. 

Bismillah, semoga Allah selalu melindungi kita dimanapun berada. Allah jaga kita semua. Karena cukup Allah sebagai pelindung dan penolong kita.


Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wani'manashir laa haula walaa quwwata illah billah.



Jakarta, 29 April 2020 | Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

REVIEW NOVEL : Cinta di Ujung Sajadah

Judul : Cinta di Ujung Sajadah Penulis : Asma Nadia Hal : 291 halaman Penerbit : Republika "Ketika semua harapan menemui jalan buntu. Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di madinah" "Berduan dengan cewek itu engga nyunnah. Jelek jelek dia kan menyandang nama Muhammad" (Hal 91) "Apapun kata orang, ibumu tetap ibu, sosok yang lebih dari berhak untuk mendapakan bakti dan kasih sayang anaknya, juga perhatianmu" (hal 190) "Ketika harapan begitu tipis. Ketika fisik begitu lelah. Ketika sebagai hamba, merasa tak berdaya. Ketika sekeliling begitu gelap dan tanpa cahaya. Ketika itu hanya Allah yang bisa memberi harapan" (hal 242) "Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak.... ingatlah kamu menyandang nama Muhammad" (hal 268) Gue kasih lima bintang🌟🌟🌟🌟🌟 Sukak banget sama novel ini. Emang novel asma nadia itu selalu memiliki sihir tersen...

Mereflesikan Diri

Sesekali ketika berkumpul tidak melulu harus membahas hal yang menguras tenaga. Terkadang kita butuh berkumpul hanya untuk merefresh otak, mengumpulkan energi positif dan menyatukan tujuan yang telah kita sematkan. Itu akan mempengaruhi terhadap apa yang kedepannya akan kita jalankan. Membahas hal yang tidak penting sekalipun itu dapat sejenak menghilangkan kejenuhan rutinitas yang kita jalankan. Atas dasar yang sama yaitu kepenatan dan kelelahan rutinitas yang dijalankan, kita berusaha untuk saling menghibur satu sama lain. Saling menguatkan dengan cara melemparkan guyonan sederhana yang kadang hal receh sekalipun mampu membut diri ini terhibur. Efeknya apa setelah hal itu? Kita memiliki energi full kembali dan kita merasa tidak sendirian karena kita memiliki teman-teman yang sama juga merasakan apa yang kita rasakan. Kemudian menjadi fokus dengan tujuan awal kita. Sesekali patut dicoba. Jakarta 10 November 2018 | Salmah