Langsung ke konten utama

Jendela Bus Kota

Ketika terjebak dalam kemacetan aku bisa melihat aktivitas manusia diluar sana di jendela bus kota.
Ada tukang ojek online yang sedang membawa penumpangnya.
Ada supir bus angkot yang mengklakson untuk memanggil penumpang.
Ada pengendara mobil pribadi yang menikmati suara radio didalam mobil
Ada pejalan kaki yang jalan tergesa-gesa menghindari teriknya matahari.
Ada pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang terotoar jalan.
Ada pengamen yang menyenandukan lagu dengan suara pas-pasan nya di lampu merah.
Ada loper koran yang menawarkan koran ke tiap kendaraan yang berhenti di lampu merah.
Ada pedagang asongan yang menawarkan dagangannya.
Dan masih banyak sekali aktivitas yang terlihat dari jendela bus kota.

Caraku membunuh waktu ketika terjebak kemacetan seperti itu dengan melihat aktivitas manusia di jendela bus kota.
Dari sana aku bisa banyak sekali belajar tentang kesabaran, rasa syukur dan perjuangan.
Ambil contoh tukang loper koran. Di jaman yang sudah serba digital berapa banyak orang yang saat ini mencari berita dengan membaca koran? Tapi tukang loper koran tetap berusaha menjajakan korannya berharap masih ada yang mau membeli koran.

Jika kita mau berfikir sedikit sebenarnya banyak hikmah yang bisa kita ambil ketika terkungkung didalam kemacetan.
Dibandingkan dengan mengeluh hanya capek badan dan fikiran lebih baik merenung sedikit mengambil hikmah didalam kemacetan
Dengan begitu lelah yang kita rasakan bisa sedikit berkurang dengan mengambil hikmah dan pelajaran disetiap perjalanan kita.

Jakarta, 16 November 2019 | Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

REVIEW NOVEL : Cinta di Ujung Sajadah

Judul : Cinta di Ujung Sajadah Penulis : Asma Nadia Hal : 291 halaman Penerbit : Republika "Ketika semua harapan menemui jalan buntu. Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di madinah" "Berduan dengan cewek itu engga nyunnah. Jelek jelek dia kan menyandang nama Muhammad" (Hal 91) "Apapun kata orang, ibumu tetap ibu, sosok yang lebih dari berhak untuk mendapakan bakti dan kasih sayang anaknya, juga perhatianmu" (hal 190) "Ketika harapan begitu tipis. Ketika fisik begitu lelah. Ketika sebagai hamba, merasa tak berdaya. Ketika sekeliling begitu gelap dan tanpa cahaya. Ketika itu hanya Allah yang bisa memberi harapan" (hal 242) "Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak.... ingatlah kamu menyandang nama Muhammad" (hal 268) Gue kasih lima bintang🌟🌟🌟🌟🌟 Sukak banget sama novel ini. Emang novel asma nadia itu selalu memiliki sihir tersen...

Mereflesikan Diri

Sesekali ketika berkumpul tidak melulu harus membahas hal yang menguras tenaga. Terkadang kita butuh berkumpul hanya untuk merefresh otak, mengumpulkan energi positif dan menyatukan tujuan yang telah kita sematkan. Itu akan mempengaruhi terhadap apa yang kedepannya akan kita jalankan. Membahas hal yang tidak penting sekalipun itu dapat sejenak menghilangkan kejenuhan rutinitas yang kita jalankan. Atas dasar yang sama yaitu kepenatan dan kelelahan rutinitas yang dijalankan, kita berusaha untuk saling menghibur satu sama lain. Saling menguatkan dengan cara melemparkan guyonan sederhana yang kadang hal receh sekalipun mampu membut diri ini terhibur. Efeknya apa setelah hal itu? Kita memiliki energi full kembali dan kita merasa tidak sendirian karena kita memiliki teman-teman yang sama juga merasakan apa yang kita rasakan. Kemudian menjadi fokus dengan tujuan awal kita. Sesekali patut dicoba. Jakarta 10 November 2018 | Salmah