Langsung ke konten utama

PENOLAKAN


Aku sudah tau jawabanmu akan seperti apa
Tapi aku berusaha menyingkirkan egoku demi membahagiakan orang-orang yang kusayang

Keraguanku muncul untuk memberikan pertanyaan itu.
Karena aku bisa menabak seperti apa jawabanmu.
Aku mencoba mengulur waktu memantapkan hati.


Kurasa sudah tidak ada waktu lagi jika masih menunggu waktu yang tepat.
Aku mantapkan dengan membaca bismillah.


Aku menanyakan perihal tersebut dengan to the point.
Aku tak suka berbasi basi terlebih aku sudah bisa menebak jawabanmu.
Dan terjawab sudah jawabanmu sesuai dengan apa yang kuduga.

Bukannya aku pesimis tapi aku sudah lelah dengan asumsi dan berharap jawabanmu akan membuatku senang.
Aku sudah sangat mengenalimu.


Apa aku kecewa?
Jawabannya tidak.
Aku beritahu, penolakan darimu adalah sudah hal biasa.
Bukannya hanya kali ini saja tapi sebelumnya sudah pernah.
Maka aku sudah melewati proses penerimaan itu dari lama.
Tidak mudah memang tapi berjalannya waktu dan sesering itu kamu menolak permintaanku aku sudah bisa memahami dan menerima itu semua.

Yang perlu aku lakukan adalah menambah kapasitas kesabaranku menghadapi penolakanmu itu.
Tentu tak lupa mendoakanmu. Mendoakan hal baik tentunya.


Yang membuatku sedih saat ini adalah penolakan itu berefek kepada orang-orang yang aku sayang.
Aku tak mengapa jika selalu mendapatkan penolakan tetapi tidak dengan orang-orang ku sayang ini.
Aku melihat wajah penuh harap dari orang-orang yang ku sayang ingin mendengar jawaban penerimaan bukan malah penolakan.


Sakit sekali melihatnya.
Aku belum mampu mewujudkan harapan mereka malah justru membuat mereka sedih.
Maafkan aku ...
Sekali lagi aku minta maaf :(




Jakarta, 15 Juni 2019 | Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

REVIEW NOVEL : Cinta di Ujung Sajadah

Judul : Cinta di Ujung Sajadah Penulis : Asma Nadia Hal : 291 halaman Penerbit : Republika "Ketika semua harapan menemui jalan buntu. Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di madinah" "Berduan dengan cewek itu engga nyunnah. Jelek jelek dia kan menyandang nama Muhammad" (Hal 91) "Apapun kata orang, ibumu tetap ibu, sosok yang lebih dari berhak untuk mendapakan bakti dan kasih sayang anaknya, juga perhatianmu" (hal 190) "Ketika harapan begitu tipis. Ketika fisik begitu lelah. Ketika sebagai hamba, merasa tak berdaya. Ketika sekeliling begitu gelap dan tanpa cahaya. Ketika itu hanya Allah yang bisa memberi harapan" (hal 242) "Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak.... ingatlah kamu menyandang nama Muhammad" (hal 268) Gue kasih lima bintang🌟🌟🌟🌟🌟 Sukak banget sama novel ini. Emang novel asma nadia itu selalu memiliki sihir tersen...

Mereflesikan Diri

Sesekali ketika berkumpul tidak melulu harus membahas hal yang menguras tenaga. Terkadang kita butuh berkumpul hanya untuk merefresh otak, mengumpulkan energi positif dan menyatukan tujuan yang telah kita sematkan. Itu akan mempengaruhi terhadap apa yang kedepannya akan kita jalankan. Membahas hal yang tidak penting sekalipun itu dapat sejenak menghilangkan kejenuhan rutinitas yang kita jalankan. Atas dasar yang sama yaitu kepenatan dan kelelahan rutinitas yang dijalankan, kita berusaha untuk saling menghibur satu sama lain. Saling menguatkan dengan cara melemparkan guyonan sederhana yang kadang hal receh sekalipun mampu membut diri ini terhibur. Efeknya apa setelah hal itu? Kita memiliki energi full kembali dan kita merasa tidak sendirian karena kita memiliki teman-teman yang sama juga merasakan apa yang kita rasakan. Kemudian menjadi fokus dengan tujuan awal kita. Sesekali patut dicoba. Jakarta 10 November 2018 | Salmah