Aku sudah tau jawabanmu akan seperti apa
Tapi aku berusaha menyingkirkan egoku demi membahagiakan orang-orang yang kusayang
Keraguanku muncul untuk memberikan pertanyaan itu.
Karena aku bisa menabak seperti apa jawabanmu.
Aku mencoba mengulur waktu memantapkan hati.
Kurasa sudah tidak ada waktu lagi jika masih menunggu waktu yang tepat.
Aku mantapkan dengan membaca bismillah.
Aku menanyakan perihal tersebut dengan to the point.
Aku tak suka berbasi basi terlebih aku sudah bisa menebak jawabanmu.
Dan terjawab sudah jawabanmu sesuai dengan apa yang kuduga.
Bukannya aku pesimis tapi aku sudah lelah dengan asumsi dan berharap jawabanmu akan membuatku senang.
Aku sudah sangat mengenalimu.
Apa aku kecewa?
Jawabannya tidak.
Aku beritahu, penolakan darimu adalah sudah hal biasa.
Bukannya hanya kali ini saja tapi sebelumnya sudah pernah.
Maka aku sudah melewati proses penerimaan itu dari lama.
Tidak mudah memang tapi berjalannya waktu dan sesering itu kamu menolak permintaanku aku sudah bisa memahami dan menerima itu semua.
Yang perlu aku lakukan adalah menambah kapasitas kesabaranku menghadapi penolakanmu itu.
Tentu tak lupa mendoakanmu. Mendoakan hal baik tentunya.
Yang membuatku sedih saat ini adalah penolakan itu berefek kepada orang-orang yang aku sayang.
Aku tak mengapa jika selalu mendapatkan penolakan tetapi tidak dengan orang-orang ku sayang ini.
Aku melihat wajah penuh harap dari orang-orang yang ku sayang ingin mendengar jawaban penerimaan bukan malah penolakan.
Sakit sekali melihatnya.
Aku belum mampu mewujudkan harapan mereka malah justru membuat mereka sedih.
Maafkan aku ...
Sekali lagi aku minta maaf :(
Jakarta, 15 Juni 2019 | Salmah
Komentar
Posting Komentar