Langsung ke konten utama

Weekend Yang Berbeda

Pinggir Rel Bonpis


Weekend bagi sebagian orang adalah waktu yang tepat untuk memanjakan diri. Bisa dengan cara hangout bersama teman, berkumpul dengan keluarga, datang ke majelis ilmu, ataupun tidur seharian di rumah.
Versi weekend bagi gue yaitu waktu untuk menyenangkan diri. Rutinitas setiap senin-jumat berkutat dengan perkuliahan dengan tugas yang kadang mempusingkan. Nah hari sabtu ini adalah waktu untuk menghibur diri dengan bertemu adik adik lebah.
Mungkin kalian bingung kenapa cara menghibur diri gue ini agak berbeda. Dan siapa sih adik lebah itu?
Jadi gini satu tahun ini gue baru bergabung dengan sebuah komunitas bernama rumah lebah yang terletak di tanjung priuk, jakarta utara. Pas awal tau rumah lebah ini gue ketemu langsung kepala sekolah rumah lebah. Gue diceritain tentang rumah lebah itu seperti apa. Dari penjelasan yang diceritakan kepsek rumah lebah terlintas dibenak gue "masa sih? Itu betulan apa? ". Karena yang diceritain kepsek ini bikin hati gue sedih dan ga percaya. Di lingkungan bonpis (tempat tinggal adik adik lebah) katanya tempat bandar narkoba, perjudian, kalo malem banyak psk yang menjajakan diri.Allah... meringis hati ini mendengarnya apakah benar?. Gue ditawarkan  untuk menjadi relawan pengajar biar bisa liat langsung kondisi lingkungan adik adik disana seperti apa. Gue dikasih kebebasan mau mengajar di kelas mana saja. Ada kelas bawah range umurnya itu dari tk sampai 3 sd, kelas tengah dari Kelas 4 sd sampai 6 sd, dan terakhir kelas tengah dari 1 smp sampai sma. pada saat ditawarin jadi relawan pengajar gue sedikit bimbang, karena gue ngeri salah ngajarin anak orang soalnya gue engga pinter pinter banget. Setelah gue nanya-nanya akhirnya gue pilih menjadi relawan pengajar di kelas bawah. Alasan gue si karena mereka masih bocah bisa lah nanti gue atur dan materinya pasti gak susah masih bisa nanti gue belajar lagi.
Pas Acara Halal Bi Halal

Sebelumnya gue suatu waktu pernah datang ke rumbel untuk menghadiri acara halal bi halal. Tempatnya di musholla deket rel kereta. Gue lupa nama musholla nya. Tapi itu gue pertama kalinya ke tempat itu. Pas nyampe di tempat gue langsung dikerubutin adik adik lebah untuk pada salim. "Kakaaa aku mau salim" teriak mereka untuk berebutan salim. Padahal gue belum sama sekali kenal mereka. Ini adalah first time. Tapi sambutan mereka seolah olah udah kenal lama. Gue terharu disitu. Sampai ka suci kepsek rumah lebah berkata "gimana sal? Udah kena sengatan lebah belum?". Owalah mungkin ini kenapa dinamakan adik adik lebah karena memiliki sengatan lebah yang kuat. Ah gimana yaa jelasin nya. Pokoknya gitu dah. Kalian bakal ngerasin sendiri kalo ketemu langsung.
Pertama Kali Mengajar di Rumbel

Weekend berikutnya gue hadir pertama kali sebagai relawan pengajar. Gue sempet degdegan karena takut gabisa. Tapi Alhamdulillah berjalan lancar. Di weekend berikutnya gue sudah hapal nama nama beberapa adik lebah. Nama yang gue hapal ada adik lebah yang suka buat onar. Ternyata dibenak gue salah, gue kira dengan gue mengajar anak anak bocah bisa dengan mudah gue atur. itu salah besar. Harus punya tenaga ekstra buat mengajar mereka. Gue pernah mengajar 40 anak hanya gue sendirian alhasil setelah itu suara gue abis. Mereka itu diibaratkan pake batre alkalin jadi tenaganya selalu full kalah dengan pengajarnya yang kadang suka kelelahan sama tingkah mereka. Tapi gue tetep suka dan bahagia aseli. Gue selalu merindu setiap moment belajar bareng mereka. Banyak hal yang berubah dalam pola pikir gue setelah bertemu mereka. Saat ini gue lebih banyak bermuhasabah bahwa ternyata di luar sana masih buanyak yang kekurangan dibanding diri gue ini. Lebih peka sama lingkungan sosial dan masih banyak lagi.
Bersama Pebu

Suatu waktu gue pernah selesai mengajar hanya satu adik yang tersisa namanya pebu. Gue nanya sama pebu kenapa belum pulang. Pebu menjawab "aku mau bareng sama kaka pulangnya. "boleh yuk. Rumah kamu dimana emang?". "Disitu kak digubuk (sambil nunjuk rumah seadanya gitu di pinggir rel". Gue disitu syok pas pebu bilang rumahnya gubuk tapi memang seperti itu si keaadannya. Terus gue tanya lagi "pebu tinggal sama siapa?". "Ayah aku udah meninggal, aku bareng sama bapak". Gue rada engga paham si maksud dia tapi gue gak berani nanya lagi. Gue langsung ngelus kepala dia sambil berucap rabbi habli minasholohin jadi anak soleh ya pebu.

Cerita cerita di atas hanya salah satu dari peristiwa yang pernah gue alami selama satu tahun disana. Banyak cerita cerita yang kadang suka bikin gue sedih. Hal ini yang bikin gue untuk selalu berusaha meluangkan waktu untuk melakukan kebermanfaatan . Gue memang saat ini belum bisa bantu dengan materi tapi gue punya tenaga dan waktu yang bisa gue kasih ke mereka.

Jadiii gimana weekend kalian, apakah sudah semenyenangkan ini? 😄


Jakarta, 05 Oktober 2018 | Salmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok

REVIEW NOVEL Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok ... Judul               : Kita Akan Tetap di Jalan Ini Seperti Kemarin, Hari Ini, dan Esok Penulis             : Muhammad Lili Nur Aulia Hal                  : 253 Halaman Penerbit           : Ihsanmedia.com             Atas dasar karunia Allah, lalu kebersamaan ini pun kita mulai karena Allah dan untuk Allah. Tidak ada yang lebih mulia daripada menyadari bahwa kebersamaan ini adalah murni karena karunia dan hidayah Allah. Tak ada yang lebih agung daripada menyadari bahwa kita memulai perjalanan ini betul-betul karena Allah dan bertujuan untuk menggapai ridha Allah.    ...

Tempat Pela Pela

Jadi dua hari ini gue melewati jalanan pinggir rel stasiun tanjung priuk untuk menuju ke rumbel. Biasanya kita kalau menuju rumbel itu naik angkot 04 dari stasiun tanjung priuk. Tapi kemarin kita mencoba untuk berjalan kaki menuju rumbel dengan melewati rumah rumah di sepanjang pinggir rel. Nah  sebelumnya kita memang sudah diceritain kalau di pinggir rel yang deket stasiun itu ada tempat tempat kalo malem itu buat melakukan asusila kaya psk gitu. Nah tapi kita enggak pernah melihat langsung. Kemarin kita melihat langsung tempat itu. Awalnya sempat takut lewat pinggir rel itu. Takut terkena palak dan ada orang iseng. Tapi bismillah kita bertiga lewat situ. Temen gue si nisa udah pernah lewat situ. Tapi gue dan sipa belum pernah lewat situ. Sepanjang perjalanan kita melewati ada sebuah kamar kamar kecil berpetak petak disana. Gue sempet melirik kearah sana, dan tempatnya itu kecil banget. Terus dibenak gue sempat mikir "jangan jangan ini tempat yang banyak kaka kaka ceritain, ...

Review Novel : Catatan Hati di Setiap Doaku

Judul : Catatan Hati di Setiap Doaku Penulis : Asma Nadia, dkk Hal : 253 Halaman Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya  manakala mimpimu gulita atau harapan tak menemukan jalannya (Asma Nadia) #Review Novel asma nadia memang tidak diragukan lagi. Karya karya nya mampu membuat para pembacanya ikut merasakan kejadian ditiap tiap kisahnya. Novel catatan hati di setiap doaku ini membuat gue teringat kembali betapa dahsyatnya kekuatan doa itu. Awal membaca cerita ini sudah membuat gue nangis merasa pilu. Paling berkesan yang menceritakan seorang istri yang masih tetap bertahan walaupun sang suami berselingkuh. Ujian dan cobaan berdatangan tapi si istri ini tetap bertahan dan berhusnudzon sama Allah. Tetap berdoa sama Allah agar suaminya suatu saat bisa bertaubat. Pihak keluarganya sudah meminta kepada si istri ini untuk ke orang pintar karena menurut keluarga mereka si suami sudah kena guna guna perempuan penggoda itu. Si istri ini tidak mau terpengaruh akan hal hal se...